Senin, 24 Oktober 2011

lantunan rasa rindu


Bismillaah,

menanti lantunan takbir yang sebentar lagi berkumandang, teringat olehku sayup-sayup cinta darimu, ibu, bapak dan dua orang adikku sayang.

sudah 1 bulan lebih aku kembali menjalani hari-hari di sini, jauh dari kalian, jauh dari canda tawa kalian.
aku kangen, teramat rindu..

entah kenapa, sore ini, ditemani butir-butir bening membasahi pipi, setumpuk kerinduan itu menyeruak lagi.
aku tak tau, pertanda apa ini ??

sulit aku katakan,
susah aku ungkapkan.
yang ada tangis ini kian terisak, makin tak menemukan titik akhir.
sesekali tanganku harus menyeka aliran halus yang mulai menderas.


ibu,
3 huruf yang sangat bermakna
sosok yang sangat aku kagumi dan berjasa pada hidupku
kau wanita yang teramat mulia bu..

darimu aku mengenal siapa Rabbku
darimu aku tahu hakikat hidup ini untuk apa
dari senyumanmu aku tahu arti ketulusan cinta
dari setiap untaian do'a yang kau panjatkan, aku tahu arti pengharapan
dari air matamu yang tertumpah tatkala aku pamit kembali ke bandung, aku tahu arti perpisahan dan pengorbanan
dari rasa cemasmu tatkala aku sakit, aku tahu arti keberadaanku bagimu


ibuku,
lautan sayangmu teramat tulus
samudera kasihmu sangat luas


maafkan aku ibu,
jika pernah sekali saja aku tak mengindahkan kata-katamu
jika pernah sekali saja aku tak sengaja tak mau menuruti pintamu
aku tak ingin menjadi anak yang menyusahkanmu bu..
aku ingin menjadi anak yang menentramkan jiwamu,


jika aku boleh memilih ibuku sayang,
pasti kini aku ingin selalu berada di sampingmu,
memijit kaki dan tanganmu yang teramat lelah setelah seharian mengasuh dek fachri, memasak makanan untuk bapak dan dek fani

jika aku boleh memilih ibuku sayang,
pasti aku tak mau terpisah sedetik pun darimu,
aku ingin selalu ada di saat engkau butuh sedikit bantuan
aku ingin menjadi orang yang pertama menyeka keningmu tatkala engkau merasa letih bu..
aku ingin menjadi orang pertama yang mengingatkanmu untuk makan
aku ingin bisa menjadi obat tatkala engkau merasakan sedikit demam,


jika aku boleh memilih ibuku sayang,
aku selalu ingin bersamamu
sekejap pun tak mau terpisahkan darimu

aku ingin selalu ada untukmu buu..


tapi aku sadar,
aku tau apa yang menjadi permintaan hatimu bu,
hatiku bisa menangkap siratan makna dari parasmu yang teramat menghangatkan jiwaku

engkau ingin putrimu ini,
tumbuh menjadi wanita shalihah
berkembang menjadi wanita cerdas dalam segala bidang,
cerdas intelektual, cantik akhlaknya dan terampil mengurus rumah tangga

engkau ingin aku menempuh pendidikan setinggi mungkin
engkau ingin putrimu ini bisa memberi kebermanfaatan bagi lingkungan dan menebar kebaikan bagi umat
engkau ingin yang terbaik untukku,
engkau tak rela jika ada seorang pun menyakiti hatiku, menumpahkan air mata permata jiwamu..
engkau tak rela kan bu??

karena itu dengan hati yang tersayat oleh perpisahan yang harus terjadi,
engkau relakan aku terpisah jauh darimu,
pergi untuk waktu yang tak sebentar ke kota kembang ini.
untuk memenuhi pintamu bu..


ibuku sayang,
sejauh apapun kini aku terpisah darimu,
rasa sayangmu selalu hangat, masih terasa memenuhi lubuk hatiku.
setiap pesan dan untaian nasihatmu selalu terngiang menemani langkah kakiku.
tatapan tulusmu padaku masih terukir sempurna di pelupuk mataku.


ibu,
entah berapa lama lagi sisa waktu yang kumiliki
entah sampai kapan aku bisa bertahan
aku tak tau bu..
sungguh tak tau


tapi satu hal yang pasti akan selalu sama,
rasa sayang ini tak mungkin pudar.
tak kan pernah berubah ibu,
aku mencintai ibu karena Allah...
SELAMANYA CINTA..




bapak,
meski kadang kita tak banyak bercanda,
lebih banyak terdiam menyembunyikan kerinduan masing-masing.
tapi aku kangen pak,
aku kangen bisa shalat berjama'ah bersama-sama lagi,
aku rindu mendengar lantunan ayat dari lisanmu yang teramat halus merasuk ke relung-relung jiwaku..

bapak,
aku masih bisa merasakan betapa khawatirnya dirimu tatkala aku belum pulang sore itu
ya, sore itu engkau dengan setia menunggu kepulanganku
meski masih lelah, engkau terjang dinginnya hawa senja menjelang maghrib tuk menjemputku
memboncengkan putri kesayanganmu
melawan dinginnya semilir angin malam yang mulai menyapa.

bapakku sayang,
darimu aku belajar arti kesungguhan
darimu aku belajar arti penerimaan dan keikhlasan
banyak sekali nilai kehidupan yang kau semai meski dalam diam
aku kangen Paak..
kangeeen sekaliiii

Paak,
sejujurnya masih tersimpan rapih dalam ruang hatiku,
celoteh dari dek fani,
betapa bapak menahan rasa perih, saat tak sengaja kakimu menginjak paku
menorehkan aliran merah darah
betapa engkau sangat gigih pak, engkau tak menunjukkan rasa sakit sedikitpun di hadapan istri dan buah hatimu
engkau tetap tegar dan kembali beraktivitas
seolah tak terjadi apa-apa
meskipun tertatih-tatih, bapak berusaha tetap tersenyum menyembunyikan pedihnya luka di telapak kaki

mendengar itu semua,
aku tak bisa berbuat banyak,
hanya bisa terdiam sembari menyeka air mata di ujung telpon
itu tadi sekelumit kecil dari perjuanganmu yang teramat besar pak


pasti,
aku yakin,
ada banyak hal serupa yang aku belum tahu
belum sampai ke telingaku
namun,
semenjak saat itu, saat dimana aku bisa menjumpaimu kembali setelah sekian lamanya tak bersua
aku katupkan tanganku erat-erat pada tanganmu
kucium punggung tangan yang teramat kokoh menopang badai kehidupan ini.
aku merindukannya pak
aku kangeeen moment-moment seperti itu..
semoga Allah selalu menjaga bapak dengan perlindungan terbaik


dek fani,
dulu saat kita selalu bersama-sama,
ada saatnya kita tak sependapat
ada waktunya kita saling usil satu sama lain
bahkan tak jarang pula kita berebut hal kecil
berebut untuk bisa tidur di samping ibu,
berebut untuk bisa segera mengecup tangan bapak

kini..
saat kita tak bersama lagi, semua kenangan itu menari-nari di pelupuk mata dek
ingin mengulangi hal itu lagi.
nitip jaga bapak, ibu dan adik kita yaa
mbak kangen dan sangat sayaang padamu dek..



dek fachri,
saat aku harus pergi dan meninggalkan rumah dalam waktu yang tak sebentar
engkau hadir, 12 Juli 2009
tepat sekali,
menggantikan sosokku di rumah pelangi kita
engkau hadir memberi warna baru bagi ibu bapak dan mas fani..
tetaplah menjadi anak dan adik yang membanggakan ya dek,

mbak janji, suatu saat nanti dek fachri bisa memenuhi harapan ibu kita,
dek fachri bisa jadi pak dokter yang sukses.
sering mbak denger dari masmu, dari fani, betapa nakalnya thole fachri
betapa usilnya engkau dek,
makin hari makan suka jajan, makin sering nangis katanya
mendengar setiap perkembanganmu itu, mbak hanya tersenyum
berharap suatu hari nanti, saat kita bisa bertemu lagi,
mbak bisa menggendongmu, menyuapimu dan mengajakmu jalan-jalan pagi lagi
sama seperti liburan kemarin.

ketika mbak denger engkau sakit,
hati mbak di sini ikut sedih, air mata mbak tumpah dek,
ingin sekali bisa memelukmu dan meminta semua rasa sakitmu agar mbak bisa merasakannya.

meskipun kini dalam masa kanak-kanakmu engkau belum bisa mengenal sepenuhnya siapa mbak,
masih terasa asing pada sapaan pertama di setiap liburan,
masih belum bisa menemukan kedekatan fisik,
tapi tumbuhlah menjadi anak yang menentramkan hati ya dek..
mbak sayaaang pada dek fachri karena Allah


ibu, bapak, dek fani, dek fachri,
sepenuh kerinduan di hatiku
semoga kita bisa segera dipertemukan kembali
dalam keadaan terbaik



karena sesunguhnya,
hatiku tak ingin ada perpisahan lagi