Jumat, 10 Februari 2012

special for you, muslimah ^^


**  Special for you, ukhtiy **
Cerahnya mentari pagi menambah riang hati gadis penyayang bunga melati. Secantik hatinya yang lembut, beragam bunga bermekaran, berpasang kupu dan kumbang menambah eloknya pemandangan. Sabtu pagi yang teramat mempesona. 
Terurai canda tawa bahagia, penuh do’a dan rasa syukur, terlontar panggilan sayang dari sepasang sahabat, Nafsa Kayyisah Muthmainna dan Annisa Shofya.

“Kay, coba lihat di pojok taman itu deh..!!”
“Ada apa, Ovy?”
Nafsa  yang  masih  asyik mencabuti rumput liar pengganggu tanaman mulai teralihkan fokusnya.
“Kemarilah..”  Shofy makin membuatnya penasaran.

Segera mendekat, berusaha menemukan jawab, Nafsa mengedarkan pandang ke pojok taman serba guna.
“Liat Kay, di sana ada sesuatu,”  Shofy mulai menunjuk-nunjuk ke tengah kerumunan rumpun hijau, sedikit tersembul sinar keemasan dari pusat terdalamnya.

Sejenak saling berpandangan, tanpa banyak berkata lagi disibaknya rerumputan penghalang, tabir pembuka jawab atas setiap rasa penasaran.

Subhanallah, cantik yaa.” Nafsa kontan memuji.
“Iya, sangat anggun, tapi kok bisa ya, Kay ??” Rasa ingin tahu Shofy bercampur rasa takjub.
Masih tak berkedip, tak jenuh mata menatap, tak bosan tuk segera mengalihkan pandangan.

“Sungguh sempurna ciptaan Allah ini, nyaris tak ada yang cacat.” Nafsa masih berkomentar, belum menanggapi pertanyaan Shofy. 

“Maksudmu, Kay?”
“Ovy, coba perhatikan baik-baik yaa...”

Menuruti pinta Nafsa, Shofy mulai menatap lebih tajam, seolah tak ada fokus lain yang terbagi.

“Sekilas memandangnya saja aku sudah jatuh hati, mengenalnya lebih dekat membuatku makin terpesona. Sungguh sangat terjaga. Tak ingin aku melupakannya, apalagi merelakannya dijamah tangan liar tak bertanggung jawab.”
Nafsa melanjutkan untaian kata-kata bermakna.

“Belum ngerti aku, Kay.” Shofy menggelengkan kepala.


“Ovy.. bunga ini ibarat wanita, begitu berkilau, sangat berharga.”
“Tak mudah didapat, sangat terjaga, hanya orang-orang terpilihlah yang berhak merasakan sari lembut, manis madu yang dikandungnya.” 

Menunggu kelanjutan kata-kata sahabatnya, Shofy hanya mengangguk, berusaha memahami dan sepenuhnya menyimak.

“Apakah mungkin ketika ada orang yang sekali saja berlalu lalang di sini, serta merta orang itu tau, ada apa di balik rerumpunan hijau menghias pojok taman ini?”

Shofy menggelengkan kepala tanda menjawab “tidak”

“Sudah sekian kali kita membersihkan taman ini, baru kali ini kan yaa kita tau keindahan apa yang tersembunyi dengan sangat rapihnya di sini?”
“Iya, benar sekali Kay..” Shofy sepakat.


Nafsa melanjutkan penjelasannya,
“Ibarat mutiara di  dasar lautan yang  paling dalam, tak mudah dipandang karena tersimpan jauh di dalam air, tak mudah diganggu sebab karang yang kuat kan menjaganya dari tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab.”

“Dan pasti indah, tak ternilai harganya.” Shofy mulai paham apa yang Nafsa maksudkan.

“Itulah muslimah, begitu mulia, sangat terjaga.” Nafsa mengakhiri dengan senyum terukir di sanubari terdalam.

“Waah, keren yaa.. hari ini aku dapat satu pelajaran baru.” Shofy mulai mengeluarkan analisisnya.


“Sebagai salah satu makhluk yang nantinya mendampingi laki-laki, tentunya Allah telah mengaruniakan keindahan fisik,  kecantikan wajah dan kelembutan hati pada diri setiap wanita. Dilengkapi ketegaran bathin dan penerimaan yang tulus akan setiap hal yang hadir dan terjadi dalam hidupnya, membuat muslimah menjadi sangat, sangat berarti, calon pendidik generasi penerus bangsa, pembaharu peradaban umat manusia karena dari rahimnya kan dilahirkan sejuta peradaban.“

Nafsa tersenyum memberikan dua jempol.

“Tepat sekali Ovy..!! Setiap keindahan tadi tentunya akan makin bermakna ketika terlindungi, ada sesuatu yang menjaganya dari kesia-siaan ataupun niat buruk orang lain. Kau tau apa itu?”

“Jilbab.” Shofy dengan mantap memegang kerudung coklat susu yang dikenakannya.
Nafsa tersenyum, melanjutkan kata-katanya,


Ada kenikmatan tersendiri ketika tubuh bisa terjaga, selama aurat ini aman terlindungi, tatkala hati dipenuhi rasa syukur dan tentram telah berusaha menghindarkan diri dari penyebab fitnah bagi laki-laki. Semua itu kuncinya ada pada jilbab.” 


Shofy menyambung kata-kata Nafsa, “Jadi pengen deh, bisa ngeliat temen-temen di ITB makin banyak yang pakai jilbab. Meskipun jumlah muslimah di ITB hanya sepertiga dari keseluruhan jumlah mahasiswa. Setidaknya dengan mengenakan jilbab, memakai busana yang menutup aurat, mahasiswi-mahasiswi Kampus Ganesha telah menunjukkan identitasnya sebagai muslimah. Bangga akan keislamannya.”
Dua sahabat ini makin larut dalam percakapan panjang yang saling melengkapi. Mendukung satu sama lain, saling memotivasi dan mengingatkan setulus hati.


***Mutiara kata

Ada kalanya kita harus coba buka mata, keluar dari zona nyaman, membuka perspektif dan pengalaman yang lebih luas untuk makin memantapkan bekal hidup.
Tak bagus menjadi katak dalam tempurung, berpikiran picik dan sempit. Tak siap menerima pemikiran dan sikap orang lain.

Hidup ini keras jika kita menghadapinya dengan kekerasan. Namun, akan melembut jika kita pun bisa menempatkan kelembutan sesuai dengan situasi dan keadaan.

(Nafsa Kayyisah Muthmainna, wanita cerdas yang berjiwa tenang)


 

*Ilmu adalah kekuatan besar untuk membangun ataupun menghancurkan.  
Maka, jadilah orang yang bijak dalam memilih disiplin ilmu dan menentukan negara tujuan studimu.

**Mencari ilmu merupakan pekerjaan yang mulia, bukan sekedar proses meraih selembar ijazah ataupun menambah tiga huruf penghias nama.

***Ilmu yang bermanfaat akan menjadi sarana untuk bisa berbuat kebaikan sebanyak mungkin. Maka dengan ilmu yang kau pelajari, muliakanlah nilai-nilai agama, bangunlah kesejahteraan umat dan cerdaskanlah kehidupan bangsa ini menuju masyarakat madani, yang selamat di dunia dan memperoleh keberkahan di akhirat.



Jika hidup ini adalah sebuah kain sulaman,
maka setiap jiwa pasti menghasilkan kain kehidupan yg memiliki berjuta corak yg indah di seluruh bagiannya.

dirajut dgn jarum permasalahan dn kebahagiaan.
dipadu kuatnya benang iman berhias sabar dn rasa syukur.

ujian yg kita hadapi adalah benang emas yg akan semakin mempercantik kain kehidupan ini.

yang akan kita ikat bersama dgn kuatnya kesungguhan usaha pribadi dn ketulusan persaudaraan utk saling membantu, mengingatkan dn mendo'akan.

smangat saudariku sayang,
selamat berjuang dn berkarya
smoga snantiasa dlm bimbingan Allahu Ta'ala


Jumat, 03 Februari 2012

itulah pilihan, tentukan pilihanmu

"Apapun  kenikmatan yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
(QS As-Syura' :36)


"wangi" dan nuansa lembut berdekatan dengan Al-Qur'an adalah pilihan.

Ketika kita berniat, sepenuhnya mengkhususkan sebagian waktu yang Allah berikan untuk menghafal (itu adalah pilihan  yang baik) maka tentunya menjadi wajar jika cobaan-cobaan itu datang untuk menguji seberapa kuat tekad kita, seberapa lurus niat kita mendekat pada-Nya.

Hakikat dari proses menghafal adalah taqarrub, lebih mendekat pada Sang Pencipta, mengejar pahala terbaik, pahala yang kekal di sisi-Nya.

Berharap kan peroleh keberkahan, syafaat, sakinah dan limpahan kebaikan-kebaikan lainnya.


menarik yaa?

tentu, syaratnya ada 2.

pertama, YAKIN

kita sepenuhnya percaya, mengimani keseluruhan ayat Al-Qur'an secara utuh.
Mau menghafal surat bertipe An-Naba' ataupun Al-Baqarah semuanya bisa dihafalkan, bisa dipahami, bisa dimengerti, bisa ditadabburi.

kalau masih belum yakin ?
berarti syarat pertama belum terpenuhi, belum lolos.

Coba periksa di QS Al-Qamar,
sangat jelas dan nyata adanya jaminan kemudahan itu..
bahkan Allah telah menyatakan, Allah menjamin dan menegaskan sampai 4 kali dengan ayat yang berbeda Al-Quran bisa dihafal. Janji Allah pasti adanya karena Allah sebaik-baik Pemberi Karunia, yang tak kan pernah mengingkari janji.

so, yakinlah kemudahan itu pasti, yang berbeda hanyalah pada tingkat kesulitan di setiap surat, berbeda karakternya, menuntut sesuatu yang prima.

Seringkali ketika ada perbedaan kondisi hati dan ruhiyah maka berdampak langsung pada ikatan bathin terhadap setiap ayat yang coba kita resapi, coba kita tautkan di qalbu


syarat yang kedua adalah TAWAKAL, syarat ini harus kita letakkan di depan, bukan hanya di akhir ikhtiar.
Tawakal berarti sepenuhnya mewakilkan pada Allah, kita seratus persen yakin, kita berhusnudzan, kita punya positive feeling yang kuat adanya peluang besar kita bisa menghafal keseluruhan ayat, dengan tipe apapun, entah ayat yang panjang, sedang atau pendek sekalipun. Dan kita maknai setiap proses yang terjadi.

Bertambahnya jumlah hafalan hendaknya diiringi dengan peningkatan keimanan.

selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu diingat baik-baik..
Jangan sampai kita menjadikan usaha keras kita dalam menghafal sebagai standar ikhtiar hingga kita dengan enteng dan pedenya merasa berhak mempunyai sekian juz hafalan.

karena sesungguhnya hafalan itu berlaku seumpama rizki
tidak setiap orang dikaruniai kemampuan dan kesempatan menghafal yang sama banyaknya, sama mudahnya.

Hakikat rizki bagi setiap makhluk, ada yang kebagian sedikit, ada yang punya jatah lebih banyak, namun tetap saja rizki itu harus dijemput, perlu diikhtiarkan  :)

Bisa jadi seseorang yang sudah berusaha semaksimal yang ia bisa, ternyata hanya diberi jatah bisa menghafal 5 juz, 10 juz dst..

namun, yakinlah keseluruhan proses menghafal pasti menguntai sejuta keberkahan, setiap lika-likunya mempunyai makna tersendiri untuk menyehatkan ruhiyah, pasti ada banyak pertolongan menyertainya.

Bagi para penghafal tidak ada istilah besar kecilnya dosa, setiap dosa yang entah itu disengaja, disadari atau tidak, PASTI akan SANGAT MEMPENGARUHI keberjalanan proses menghafal.
Dosa yang terus menerus diulangi hingga berlipat-lipat tentu akan sangat berpeluang menghambat kelancaran proses menghafal.

Lagi-lagi ini nyambung ke hati..
hati hanya akan terisi oleh 1 hal dari 2 jenis yang berlawanan, yang tak bisa dipaksa ada bersama-sama (?)

2 hal itu adalah
an-nuur = cahaya (bermakna tunggal)
ataukah
adz-dzulumaat = kegelapan, kedzaliman (bermakna jamak)

yang namanya cahaya, kebaikan, hal positif tak kan bisa bersatu dengan kegelapan, kalaupun bisa itu maksa.!

Begitupula hati kita, ketika kita memaksakan cahaya Al-Quran masuk dan segera memenuhi setiap relung hati yang ternoda, maka perlu usaha lebih untuk membersihkan dan memastikan hati itu 'siap' sudah sehat dan bening sesuai kondisi ideal.


Beberapa sifat yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kebaikan yang kekal:
-menjauhi dosa-dosa besar & perbuatan keji
-apabila marah segera memberi/meminta maaf
-bersegera memenuhi panggilan shalat dalam keadaan yang bukan darurat.

niat yang baik, salah satunya, menghafal Al-Quran perlu disertai dengan Ruhul Istijabah yang kokoh, maka bentuklah komunitas untuk menjagamu, agar semangat itu tetap menyala.
tetap terjaga.
meskipun beragam ujian menyapa

karena berbagai pertolongan itu akan datang
bahkan ketika kita sudah merasa sangat kepayahan.
di saat kita lelah, jenuh, ada di batas maksimal ikhtiar terbaik kita.
yaa, itu adalah pilihan setiap orang.

menjadi baik itu pilihan,

tapi mengusahakan yang terbaik dalam setiap keadaan adalah keharusan.


HAMASAH...!!!