Setiap perjumpaan pasti berujung pada perpisahan.
dan setiap kebahagiaan butuh yang namanya kesungguhan dan perjuangan.
karena itu..
pancangkan kuat-kuat mimpimu di langit sana
hujamkan dalam-dalam keyakinan dan asamu pada Allah
karenaa
pasti Dia telah meyiapkan skenario terindah untukmu..
yang pasti tepat waktunya
kau akan siap dan bersyukur dengan semua kado terindah dari-Nya..
yaa!
penuhi jiwamu dengan kasih sayang
hingga tak ada lagi butir-butir kebencian berhasil bersarang..
Hanya pada Allah curahkan setiap gundah,
semua harap dan pinta
berpanjang do'alah pada-Nya
tak apa kau adukan semuanya pada Allah
karena itulah yang menentramkan.
se ma ngat !!
Rabu, 28 November 2012
Kamis, 22 November 2012
puasa Muharram
Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram dan sholat paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam"
(HR. Muslim no. 1163)
"Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tgl 9 Muharram (bersama 10 Muharram)"
(HR. Muslim no. 1134)
"Puasa ini (Muharram) menggugurkan dosa di tahun yang lalu"
(HR. Muslim no.1162)
sahabat, insyaAllah 9 dan 10 Muharram tahun ini bertepatan dengan tgl 23 dan 24 Nov 2012
yuuk mari ikhtiarkan utk puasa ^^
Rabu, 07 November 2012
sabar dan kuatkan kesabaranmu saudariku ^^
Taujih Tahfizh
Akhwat edisi Mei 2012
**Rabu, 2 Mei oleh Ust.Dadan Hamdani**
Kaidah-kaidah dalam Menghafal Al Qur’an:
Kenikmatan untuk
menghafal Al Qur’an jangan disamakan dengan kenikmatan yang lain. Karena ketika
hidayah untuk menghafal ‘terputus/diputus’ = ditinggalkan --> musibah
Musibah yang
menyangkut urusan duniawi tidak seberapa bila dibandingkan dengan musibah yang
menyangkut akhirat kita (dalam hal ini musibahnya berupa hilangnya semangat
untuk menghafal)
Pada dasarnya
musibah duniawi bisa menjadi jalan kebaikan jika kita bisa tetap bersabar menyikapinya.
Beberapa kaidah
yang perlu kita perhatikan ketika mengazzamkan diri untuk membersamai
kalamullah:
1.
IKHLAS
Kita niatkan
sepenuhnya aktivitas menghafal sebagai sarana paling efektif untuk mendekat
pada Allah, bukan ingin mendapat pujian dari makhluk ataupun berharap dianggap
sebagai orang yang shalih.
2.
RIGHT TIME
Sebaiknya pilih
waktu yang tepat untuk menghafal. Sejatinya masa emas untuk menghafal adalah
sebelum akil-baligh, yaitu ketika masih kanak-kanak. Namun berhubung masa itu
sudah terlewat dan pasti tidak akan terulang maka alangkah baiknya jika kita
pilih waktu-waktu terbaik untuk menghafal. Kapan itu??
Salah satunya di
waktu sahur (sekitar jam 2-3 dini hari) karena pada saat seperti itulah
keheningan malam akan membuat suasana lebih kondusif. InsyaAllah ayat-ayat yang
dihafal lebih mudah lekat dan menghujam ke hati.
Kenapa tidak
memilih waktu siang hari? Karena ketika hari yang terik pada umumnya aktivitas
kita sudah terlampau padat, isi kepala sudah jenuh, sehingga kalau dipaksakan
menambah hafalan pada siang hari bisa-bisa kita malah uring-uringan. Akan lebih
tepat jika siang hari –di antara jeda aktivitas– kita gunakan untuk tilawah.
3.
RIGHT PLACE
Ketika sudah
memilih waktu terbaik maka perlu juga menentukan tempat yang tepat untuk
menghafal. Lokasi utama yang sangat direkomendasikan adalah di masjid namun secara
umum kita bisa juga memilih tempat lain yang dikondisikan agar lokasinya tidak
gaduh, tidak berisik. Semua ini dilakukan untuk menunjang aktivitas menghafal
dan menambah kebersamaan dengan surat cinta dari Allah.
4.
TARTIL, SUARA LANTANG
Akan sangat bagus
jika kita bisa melafalkan setiap ayat yang kita baca dengan suara lantang, diiringi
bacaan tartil. Lantang tidak berarti harus teriak-teriak. Lantang bermakna suaranya
jangan ditahan. Suara yang lantang akan membantu pendengaran-lisan-otak-hati
agar bekerja optimal penuh sinergi sehingga insyaAllah bisa membantu menguatkan
hafalan kita.
5.
CORRECT IT CAREFULLY
Bacalah setiap
ayat dengan tajwid, sesuaikan makhrajnya. Kenapa? Agar tidak mengubah makna, akan
sangat berbahaya jika hanya karena kita memendekkan bacaan yang seharusnya
dibaca panjang arti kata tersebut berubah drastis. Di sini berlaku kaidah
membetulkan bacaan lebih utama dibandingkan dengan menambah hafalan. Maka
diperlukan yang namanya intensitas tilawah yang meningkat secara bertahap. Ketika
ziyadah (menambah hafalan) dianggap sebagai sprint atau marathon maka tilawah
(membaca tanpa menghafalkan) adalah pemanasannya. Dengan memperbanyak tilawah
harian maka kita sudah berupaya untuk menstabilkan bacaan kita.
6.
CONTINU
Lakukan serangkaian
aktivitas bersama Al-Qur’an secara terus-menerus, tidak terputus meskipun itu
sedikit. Karena Allah mencintai amalan yang dilakukan secara kontinu. Aktivitas
yang dimaksud adalah tilawah, murajaah dan ziyadah.
Pada kaidah ini
diperlukan juga kemauan kita untuk mengetahui makna setiap ayat yang dihafal
secara global sehingga kita bisa paham garis besar dari ayat yang sedang kita
pelajari. Kemudian setelah kita memahami isi dari surat yang kita hafal maka
ulangilah sesering mungkin.
Pada hakikatnya pengulangan
berfungsi sebagai pengikat hafalan dan penguji seberapa kuat kita bisa menjaga
hafalan yang Allah karuniakan.
Akan sangat
bagus jika kegiatan menghafal dimulai dari surat-surat yang mudah (juz 30),
sehingga kita menjalani proses menghafal dengan tingkat kesulitan yang
bertahap.
Selain itu
sertailah hafalan kita dengan memperbanyak amal shalih dan tingkatkan ketaatan
kita pada Allah. Pada banyak kasus, salah satu penyebab lemahnya hafalan seseorang
bisa terjadi karena amal shaleh dan tingkat ketaatan yang belum memenuhi
standar. Standar yang dimaksud adalah kesigapan untuk mengupayakan sholat wajib
tepat waktu dan di awal waktu dengan berjamaah (terutama bagi ikhwan) serta
konsistensi QL.
Qiyamul Lail
adalah harga mati bagi seorang penghafal Qur’an. Pada saat QL itulah kita bisa
menguji selurus apa niat hati ini dalam menghafal, seberapa murni tujuan kita
dalam mengikhtiarkan kebersamaan dengan kalamullah.
**Jumat, 4 Mei oleh Ust.Dadan Hamdani**
FADHILAH MENGHAFAL Al-QUR’AN
Mengangkat derajat orang tua
Allah akan
memberikan mahkota kemuliaaan bagi orang tua para penghafal Qur’an yang kilau
cahayanya melebihi putihnya sinar matahari. Sehingga bisa dikatakan jika kita
ingin memberikan hadiah terbaik untuk orang yang sangaat kita cintai maka
angkatlah derajat bapak ibu kita dengan menghadiahkan mahkota kemuliaan itu..
tentu saja ini berkaitan erat dengan keikhlasan niat dalam menghafal.
Sarana efektif menuai pahala berlimpah
Seperti kita
ketahui bersama, 1 huruf yang kita baca bernilai 10 kebaikan. Masihkah ada
alasan untuk tidak segera meluangkan waktu sejenak mendekati kitabullah lalu
membacanya lembar demi lembar..??
Maka menambah
intensitas kebersamaan dengan Al-Qur’an bukanlah hal yang sia-sia karena ada
banyak nilai kebaikan berlimpah di sana.
Sarana meningkatkan QL
Semakin
bertambahnya hafalan maka pilihan surat yang bisa kita baca ketika QL menjadi
lebih beragam maka secara otomatis jiwa kita tidak akan bosan untuk terus dan
terus membersamai Al-Qur’an. Hafalan yang dibacakan ketika sholat akan menambah
nilai kebaikan bagi penghafalnya.
Membentengi diri dari azab hari kiamat
Allah tidak
mangazab orang yang hatinya dekat dengan Al-Qur’an. Bahkan di salah satu hadits
disebutkan bahwasannya tubuh seorang hafidz/hafidzah haram tersentuh api
neraka.
Menjadi jalan kebaikan bagi orang lain
Yaitu ketika
kita mau mengajarkannya dan terus mempelajarinya.
Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR Bukhari)
Hmm, kurang
apalagi coba..?? ^^
Menjadi suri teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat
Ketika niat kita
lurus membersamai kalamullah dan itu tercermin dalam keseharian perilaku kita
maka secara tidak langsung kita telah menorehkan warna Qur’an dalam akhlak kita
(mensibghah akhlak) yang itu artinya akan menentramkan orang-orang di
sekeliling kita. Semua profesi di dunia ini tidak terlepas dari Al-Qur’an. Jadi
jangan ragu untuk terus menggenggam erat pedoman hidup yang telah diwariskan
oleh Rasulullah SAW.
Meningkatkan kapasitas pribadi dan ruhiyah
Semakin sering
kita berinteraksi dengan sesuatu maka kita tak kan jauh berbeda dengan sesuatu
itu. Jika sesuatunya itu adalah hal yang baik maka insyaAllah kebaikan pula
yang akan membentuk kita. Ibarat tanaman, semakin sering disiram, rutin dipupuk
dan dijaga maka akan tumbuh menyenangkan. Begitu pula dengan qolbu kita.
Ruhiyah kita pun butuh asupan ilahiah agar kebeningan cahayanya tak tertutupi
oleh debu-debu kemunafikan. Agar benih-benih kesombongan, kedengkian dan hal
buruk lainnya bisa kita bersihkan. Ya, bisa dikatakan melalui firman Allah hati
kita akan mendapatkan nutrisi, detoksifikasi paling ampuh untuk berbagai
penyakit hati ada pada kalam ilahi.
Maka,
teruslah bergerak,
sabar.. sabar.. dan kuatkan kesabaranmu wahai engkau,
sahabat yang tengah berjuang,
menapaki tangga-tangga kebersamaan dengan surat cinta-Nya.
Karena Ia tau seberapa payahnya kita berusaha terbangun di sepertiga malam..
Seberapa letihnya kita mengejar target tilawah harian..
Seberapa padatnya agenda kita di luar aktivitas menghafal.
Namun, yakinlah, semua ini tak kan berlalu sia-sia..
Semua ini kita lakukan untuk satu tujuan mulia,
Lebih mengenal-Nya dan berusaha selangkah lebih maju untuk mencintai Allah.
HAMASAH..!!!
Langganan:
Postingan (Atom)