Rabu, 28 November 2012

yakin sajaa ^^

Setiap perjumpaan pasti berujung pada perpisahan.
dan setiap kebahagiaan butuh yang namanya kesungguhan dan perjuangan.
karena itu..

pancangkan kuat-kuat mimpimu di langit sana
hujamkan dalam-dalam keyakinan dan asamu pada Allah
karenaa
pasti Dia telah meyiapkan skenario terindah untukmu..
yang pasti tepat waktunya
kau akan siap dan bersyukur dengan semua kado terindah dari-Nya..

yaa!
penuhi jiwamu dengan kasih sayang
hingga tak ada lagi butir-butir kebencian berhasil bersarang..

Hanya pada Allah curahkan setiap gundah,
semua harap dan pinta
berpanjang do'alah pada-Nya
tak apa kau adukan semuanya pada Allah

karena itulah yang menentramkan.

se ma ngat !!

Kamis, 22 November 2012

puasa Muharram



Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram dan sholat paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam"
(HR. Muslim no. 1163)


 

"Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tgl 9 Muharram (bersama 10 Muharram)"
(HR. Muslim no. 1134)

"Puasa ini (Muharram) menggugurkan dosa di tahun yang lalu"
(HR. Muslim no.1162)

sahabat, insyaAllah 9 dan 10 Muharram tahun ini bertepatan dengan tgl 23 dan 24 Nov 2012

yuuk mari ikhtiarkan utk puasa ^^

 

 


 

Rabu, 07 November 2012

sabar dan kuatkan kesabaranmu saudariku ^^

Taujih Tahfizh Akhwat edisi Mei 2012

**Rabu, 2 Mei oleh Ust.Dadan Hamdani**

Kaidah-kaidah dalam Menghafal Al Qur’an:

Kenikmatan untuk menghafal Al Qur’an jangan disamakan dengan kenikmatan yang lain. Karena ketika hidayah untuk menghafal ‘terputus/diputus’ = ditinggalkan --> musibah

Musibah yang menyangkut urusan duniawi tidak seberapa bila dibandingkan dengan musibah yang menyangkut akhirat kita (dalam hal ini musibahnya berupa hilangnya semangat untuk menghafal)
Pada dasarnya musibah duniawi bisa menjadi jalan kebaikan jika kita  bisa tetap bersabar menyikapinya.
Beberapa kaidah yang perlu kita perhatikan ketika mengazzamkan diri untuk membersamai kalamullah:
1.       IKHLAS
Kita niatkan sepenuhnya aktivitas menghafal sebagai sarana paling efektif untuk mendekat pada Allah, bukan ingin mendapat pujian dari makhluk ataupun berharap dianggap sebagai orang yang shalih.
2.       RIGHT TIME
Sebaiknya pilih waktu yang tepat untuk menghafal. Sejatinya masa emas untuk menghafal adalah sebelum akil-baligh, yaitu ketika masih kanak-kanak. Namun berhubung masa itu sudah terlewat dan pasti tidak akan terulang maka alangkah baiknya jika kita pilih waktu-waktu terbaik untuk menghafal. Kapan itu?? 
Salah satunya di waktu sahur (sekitar jam 2-3 dini hari) karena pada saat seperti itulah keheningan malam akan membuat suasana lebih kondusif. InsyaAllah ayat-ayat yang dihafal lebih mudah lekat dan menghujam ke hati.
Kenapa tidak memilih waktu siang hari? Karena ketika hari yang terik pada umumnya aktivitas kita sudah terlampau padat, isi kepala sudah jenuh, sehingga kalau dipaksakan menambah hafalan pada siang hari bisa-bisa kita malah uring-uringan. Akan lebih tepat jika siang hari –di antara jeda aktivitas– kita gunakan untuk tilawah.
3.       RIGHT PLACE
Ketika sudah memilih waktu terbaik maka perlu juga menentukan tempat yang tepat untuk menghafal. Lokasi utama yang sangat direkomendasikan adalah di masjid namun secara umum kita bisa juga memilih tempat lain yang dikondisikan agar lokasinya tidak gaduh, tidak berisik. Semua ini dilakukan untuk menunjang aktivitas menghafal dan menambah kebersamaan dengan surat cinta dari Allah.
4.       TARTIL, SUARA LANTANG
Akan sangat bagus jika kita bisa melafalkan setiap ayat yang kita baca dengan suara lantang, diiringi bacaan tartil. Lantang tidak berarti harus teriak-teriak. Lantang bermakna suaranya jangan ditahan. Suara yang lantang akan membantu pendengaran-lisan-otak-hati agar bekerja optimal penuh sinergi sehingga insyaAllah bisa membantu menguatkan hafalan kita.
5.       CORRECT IT CAREFULLY
Bacalah setiap ayat dengan tajwid, sesuaikan makhrajnya. Kenapa? Agar tidak mengubah makna, akan sangat berbahaya jika hanya karena kita memendekkan bacaan yang seharusnya dibaca panjang arti kata tersebut berubah drastis. Di sini berlaku kaidah membetulkan bacaan lebih utama dibandingkan dengan menambah hafalan. Maka diperlukan yang namanya intensitas tilawah yang meningkat secara bertahap. Ketika ziyadah (menambah hafalan) dianggap sebagai sprint atau marathon maka tilawah (membaca tanpa menghafalkan) adalah pemanasannya. Dengan memperbanyak tilawah harian maka kita sudah berupaya untuk menstabilkan bacaan kita.
6.       CONTINU
Lakukan serangkaian aktivitas bersama Al-Qur’an secara terus-menerus, tidak terputus meskipun itu sedikit. Karena Allah mencintai amalan yang dilakukan secara kontinu. Aktivitas yang dimaksud adalah tilawah, murajaah dan ziyadah.
Pada kaidah ini diperlukan juga kemauan kita untuk mengetahui makna setiap ayat yang dihafal secara global sehingga kita bisa paham garis besar dari ayat yang sedang kita pelajari. Kemudian setelah kita memahami isi dari surat yang kita hafal maka ulangilah sesering mungkin.
Pada hakikatnya pengulangan berfungsi sebagai pengikat hafalan dan penguji seberapa kuat kita bisa menjaga hafalan yang Allah karuniakan.
Akan sangat bagus jika kegiatan menghafal dimulai dari surat-surat yang mudah (juz 30), sehingga kita menjalani proses menghafal dengan tingkat kesulitan yang bertahap.
Selain itu sertailah hafalan kita dengan memperbanyak amal shalih dan tingkatkan ketaatan kita pada Allah. Pada banyak kasus, salah satu penyebab lemahnya hafalan seseorang bisa terjadi karena amal shaleh dan tingkat ketaatan yang belum memenuhi standar. Standar yang dimaksud adalah kesigapan untuk mengupayakan sholat wajib tepat waktu dan di awal waktu dengan berjamaah (terutama bagi ikhwan) serta konsistensi QL.
Qiyamul Lail adalah harga mati bagi seorang penghafal Qur’an. Pada saat QL itulah kita bisa menguji selurus apa niat hati ini dalam menghafal, seberapa murni tujuan kita dalam mengikhtiarkan kebersamaan dengan kalamullah.



**Jumat, 4 Mei oleh Ust.Dadan Hamdani**

FADHILAH MENGHAFAL Al-QUR’AN

Mengangkat derajat orang tua
Allah akan memberikan mahkota kemuliaaan bagi orang tua para penghafal Qur’an yang kilau cahayanya melebihi putihnya sinar matahari. Sehingga bisa dikatakan jika kita ingin memberikan hadiah terbaik untuk orang yang sangaat kita cintai maka angkatlah derajat bapak ibu kita dengan menghadiahkan mahkota kemuliaan itu.. tentu saja ini berkaitan erat dengan keikhlasan niat dalam menghafal.

Sarana efektif menuai pahala berlimpah
Seperti kita ketahui bersama, 1 huruf yang kita baca bernilai 10 kebaikan. Masihkah ada alasan untuk tidak segera meluangkan waktu sejenak mendekati kitabullah lalu membacanya lembar demi lembar..??
Maka menambah intensitas kebersamaan dengan Al-Qur’an bukanlah hal yang sia-sia karena ada banyak nilai kebaikan berlimpah di sana.

Sarana meningkatkan QL
Semakin bertambahnya hafalan maka pilihan surat yang bisa kita baca ketika QL menjadi lebih beragam maka secara otomatis jiwa kita tidak akan bosan untuk terus dan terus membersamai Al-Qur’an. Hafalan yang dibacakan ketika sholat akan menambah nilai kebaikan bagi penghafalnya.

Membentengi diri dari azab hari kiamat
Allah tidak mangazab orang yang hatinya dekat dengan Al-Qur’an. Bahkan di salah satu hadits disebutkan bahwasannya tubuh seorang hafidz/hafidzah haram tersentuh api neraka.

Menjadi jalan kebaikan bagi orang lain
Yaitu ketika kita mau mengajarkannya dan terus mempelajarinya.
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR Bukhari)
Hmm, kurang apalagi coba..?? ^^

Menjadi suri teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat
Ketika niat kita lurus membersamai kalamullah dan itu tercermin dalam keseharian perilaku kita maka secara tidak langsung kita telah menorehkan warna Qur’an dalam akhlak kita (mensibghah akhlak) yang itu artinya akan menentramkan orang-orang di sekeliling kita. Semua profesi di dunia ini tidak terlepas dari Al-Qur’an. Jadi jangan ragu untuk terus menggenggam erat pedoman hidup yang telah diwariskan oleh Rasulullah SAW.

Meningkatkan kapasitas pribadi dan ruhiyah
Semakin sering kita berinteraksi dengan sesuatu maka kita tak kan jauh berbeda dengan sesuatu itu. Jika sesuatunya itu adalah hal yang baik maka insyaAllah kebaikan pula yang akan membentuk kita. Ibarat tanaman, semakin sering disiram, rutin dipupuk dan dijaga maka akan tumbuh menyenangkan. Begitu pula dengan qolbu kita. Ruhiyah kita pun butuh asupan ilahiah agar kebeningan cahayanya tak tertutupi oleh debu-debu kemunafikan. Agar benih-benih kesombongan, kedengkian dan hal buruk lainnya bisa kita bersihkan. Ya, bisa dikatakan melalui firman Allah hati kita akan mendapatkan nutrisi, detoksifikasi paling ampuh untuk berbagai penyakit hati ada pada kalam ilahi.


Maka, teruslah bergerak,

 sabar.. sabar.. dan kuatkan kesabaranmu wahai engkau,

sahabat yang tengah berjuang,

menapaki tangga-tangga kebersamaan dengan surat cinta-Nya.

Karena Ia tau seberapa payahnya kita berusaha terbangun di sepertiga malam..

Seberapa letihnya kita mengejar target tilawah harian..

Seberapa padatnya agenda kita di luar aktivitas menghafal.

Namun, yakinlah, semua ini tak kan berlalu sia-sia..

Semua ini kita lakukan untuk satu tujuan mulia,

Lebih mengenal-Nya dan berusaha selangkah lebih maju untuk mencintai Allah.

HAMASAH..!!!