Bismillaah,
Bermuhasabah, menggali dan mengambil
sebanyak mungkin hikmah untuk kembali memantapkan hati bahwa pertolongan Allah
selalu dekat, bahwa yang telah Ia pilihkan dari serangkaian pilihan selalu yang
terbaik adanya. Meski terkadang kita butuh waktu untuk memahami rencana-Nya..
Tahun baru hendaknya disambut bukan dengan hura-hura. Namun,
dengan membuat sebuah visi hidup yang tidak hanya beorientasi pada kesuksesan
duniawi, tapi juga menembus kesuksesan akhirat.
Visi yang juga berorientasi pada akhirat diperlukan
agar kesuksesan yang diraih tak hanya kesuksesan semu yang berlalu seiring
bergantinya moment. Kita butuh merumuskan kesuksesan yang diberkahi Allah, sebuah
visi yang juga akan menjaga manusia dari berbagai hal yang melanggar hukum,
baik hukum positif maupun agama.
Hikmah pertama
dari kisah Anas bin Malik, beliau dido’akan oleh Rasulullah 3 hal sehingga
keberkahan menyertai perjalanan hidupnya. Umur Anas mencapai > 100 tahun,
anaknya 120 orang dengan 90 orangnya adalah para penghafal Al-Qur’an. Lalu
keberlimpahan hartanya bermanfaat untuk dakwah.
Tatkala memasuki
tahun baru maka bertasbih & beristighfarlah (tadabbur QS An-Nasr)
sebagaimana kisah dalam Fathul Makkah. Kemudian
dalam mengarungi perjalanan hidup perlu yang namanya ketangguhan jiwa. Darimana
memperolehnya? Dari Qiyamul Lail (tadabbur QS Al Muzzammil) dan mengakrabkan diri dengan kalamullah.
Sertakan syukur
dalam setiap keadaan, jujur dan sadari adanya kekurangan-kekurangan diri
sehingga muhasabbah yang kita lakukan bisa berdampak signifikan pada evaluasi
dan perencanaan di tahap yang selanjutnya. Agar bisa diperoleh perubahan
positif menuju kesuksesan & kebahagiaan ukhrowi. Coba tengok sejenak apa
kunci kesuksesan perjuangan Rasulullah SAW? Akhlak beliau sungguh teramat mulia
laksana Al-Qur’an berjalan. Maka menjadi penting bagi kita untuk terus
berdekatan dengan kalamullah, dalam kondisi lapang maupun sempit tatkala sehat
ataupun sakit.
Kemudian kita
perlu tau dan pahami 7 kunci kesuksesan & kebahagiaan hidup yang telah
disebutkan dalam QS Al-Mukminun : 1-11. Kunci kebahagiaan adalah tenangnya
hati, zuhud atas kenikmatan duniawi.
Pertama mengenai
iman. Di sini ditekankan pentingnya
rasa percaya, yakin bahwa Allah telah mengatur segala sesuatunya dengan tepat,
tak ada yang tertukar. Karunia untuk nanti tidak akan diberikan sekarang, ada
penundaan-penundaan yang bisa jadi dari sanalah Allah menguji seberapa kuat kadar
keimanan kita akan adanya Kuasa Allah.
Lalu yang kedua
adalah khusyu’ dalam sholat. Khusyu’,
jika kita selami maknanya “untuk beberapa saat kita lupakan dunia agar
sepenuhnya pasrah pada Allah” Betapa susahnya menjaga kekhusyu’an sholat. Seringkali
ketika sholat kita kepikiran urusan duniawi, padahal kita sadar bahwa kita
sedang menghadap Allah, sedang berkomunikasi dengan Allah. Tapi isi kepala kita
justru beragam, ada yang malah kepikiran utangnya, tugas-tugas kuliah, menu
makan siang, dan beragam hal lain yang membuat kita lupa sudah berada di rekaat
sholat yang keberapa, membuat kita ragu sudah sujud kedua ataukah baru sujud
pertama..
Ketiga menjauhkan diri dari perbuatan &
perkataan yang tidak berguna. Allah beberapa kali bersumpah atas waktu
(demi malam, demi waktu dhuha, demi masa..) ini menegaskan betapa waktu bisa
menjadi pedang, tatkala kita tak sigap kita bisa tergores, tertebas arus waktu
sehingga kita perlu menyadari bahwa waktu tak akan pernah kembali, jadi isi setiap
detiknya dengan hal-hal yang bermanfaat, jauh dari kesia-siaan. Ketika sekarang
hari Senin, maka besok berganti menjadi Selasa, Rabu, Kamis hingga berlanjut ke
hari Senin yang baru (yang tak sama dengan hari Senin pekan lalu). Lantas bagaimana
agar setiap waktunya efektif dan bernilai ibadah? Jangan tinggalkan dzikir. Melalui dzikir peluang dosa karena lisan yang tak terkendali bisa diperkecil. Selain itu dzikir merupakan
sarana pembangunan karakter.
Keempat menunaikan zakat. Pada point ini perlu
yang namanya kejujuran dan kesadaran diri bahwa dalam harta yang Allah titipkan
ada jatah untuk mereka yang membutuhkan. Bukan hanya kesadaran bahwa zakat
fitrah wajib ditunaikan, namun juga pada zakat mal. Membangun kejujuran
bukanlah hal yang mudah karena yang paling sulit bagi orang beriman adalah
hidup dalam kejujuran di setiap keadaan. Maka kejujuran menjadi penting dalam
upaya meraih keberkahan hidup.
Kelima memelihara kemaluannya (menjaga aurat), kecuali
pada mahram, dan menjauhi zina. Termasuk
di dalamnya adalah menjauhi zina hati. Perlunya menjaga dan mengupayakan
interaksi dengan non mahrom dalam batas-batas yang sesuai syariat, tidak
berlebihan, seperlunya saja. Kemudian kunci kebahagiaan yang selanjutnya adalah
memelihara amanat dan janji. Bukankah
tanda orang munafik adalah yang ketika diberi amanah lalu ia mengkhianatinya
dan ketika berjanji ia ingkar serta dalam perkataannya termuat banyak dusta? Maka
berhati-hatilah dalam berucap janji dan mengemban amanah. Sertakan Allah dalam
setiap langkah agar sekecil apapun pilihan yang kita ambil, keputusan yang kita
buat berbuah keberkahan dan ketenangan hati. Kemudian yang terakhir adalah
memelihara sholat. Sholat yang terpelihara adalah sholat yang diaksanakan
di awal waktu, tidak ditunda-tunda hingga lalai, dan keseluruhan makna sholat
tercerminkan dalam keseharian aktivitas kita.
Ada lima teknik
bercermin diri :
1.
Tafakuri diri
2.
Miliki cermin pribadi
3.
Berguru kepada yang ahli
4.
Manfaatkan orang-orang yang benci
5.
Tafakuri apa yang terjadi
Dalam menjalani hidup
ini kita perlu waspada dan memikirkan keburukan diri sendiri, bukan malah sibuk
memikirkan keburukan orang lain. Karena kita bisa celaka oleh kejahatan diri kita
sendiri sekecil apapun itu, tadabbur QS Al-Zalzalah : 7-8 setiap perbuatan baik/buruk
akan ada balasannya. Fokuslah memperbaiki diri sebelum memperbaiki kekurangan
orang lain. Kita dihargai/dihormati orang lain bukan karena kemuliaan diri
namun lebih karena Allah menutupi aib-aib dan kekurangan kita. Coba bayangkan
apa yang terjadi ketika sedikit saja Allah menyibak keburukan yang kita
lakukan? Pasti pujian-pujian itu akan berubah jadi cemoohan, hinaan, ejekan
yang menyakitkan hati. Karenanya segera putus harapan dari makhluk. Berharap hanya
ke Allah saja, Dzat yang menggenggam hati, yang bisa dengan teramat mudah
membolak-balikkan keadaan.
Kita tidak memerlukan
orang yang sibuk memuji-muji kebaikan yang kita lakukan, kita butuh orang yang
mau secara objektif memberikan koreksi, kritik dan saran atas kelalaian yang
seringkali kita lakukan, namanya juga manusia tempat salah dan lupa, maka
milikilah orang yang mau secara jujur menegur tatkala kita salah dan terlupa. Koreksi yang keluar dari hati pasti tidak akan
melukai perasaan. Maka ketika kita mendapat teguran, kritikan tak perlu sibuk
membela diri, yang lebih penting adalah menerima kritikan itu dengan legowo,
dengan hati lapang untuk kemudian melakukan perbaikan diri.
Sebaik-baik guru
adalah orang yang mengamalkan apa yang ia ajarkan, sehingga setiap ajakan
kebaikannya bukanlah lahir dari lisan saja melainkan juga ada point
keteladanan. Kebaikan, nasehat yang disampaikan dari hati pasti juga akan kena
dan sampai di hati pula. Seseorang yang punya keyakinan kuat pada Allah pasti
bisa meyakinkan orang lain namun orang yang hatinya dipenuhi keraguan sehebat apapun
retorikanya tidak akan membuahkan ketenangan/keyakinan pada hati pendengarnya. Karena
kata-kata yang terucap dari hati yang haqqul yakin akan punya kekuatan, ada
ruhnya.
Mari bertafakur
sejenak pada pemrosesan sebuah kelapa hingga diperoleh sari pati kelapa. Posisikan
diri kita sebagai kelapanya.. Sebutir kelapa di ujung pohon yang amat tinggi
akan dijatuhkan (atau terjatuh sendiri)? Itu sakit, lalu setelah mendarat di
tanah kelapa ini akan digetok (pasti keras, nggak mungkin pelan-pelan untuk
memecah kelapa) untuk memisahkan kulit luar dengan batok kelapa, perlakuan ini sangat tidak nyaman tentunya, namun itu harus tetap dilewati.. Belum berhenti sampai di sini, si
batok kelapa ini akan dipukul ulang agar tutupnya pecah terbuka dan isi daging
kelapa yang berwarna putih bisa nampak. Kemudian daging kelapa putih ini
dicongkel dengan benda tajam agar terpisah dari batoknya. Setelah itu dilakukan
proses pemarutan hingga mendapatkan saripati kelapa. Semua prosesnya
menyakitkan yaa? Di sanalah dibutuhkan ketegaran, perlu kesiapan untuk
menjalaninya. Nah, dari serangkaian proses yang panjang dan berat, kondisi yang
tak selalu nyaman, moment-moment menyakitkan inilah diperoleh sari pati kelapa
yang berdaya guna.
Dalam hidup tidak selamanya orang berbuat baik pada kita,
ada masanya Allah mempertemukan kita dengan sosok-sosok yang “membuat hati kita
perih, memaksa air mata kita tumpah, memompa jeritan batin untuk berteriak” di
sanalah ada proses untuk menempa kekokohan diri kita. Ya, MENYAKITKAN! tapi
akhir yang membahagiakan tentu menjadi satu janji yang perlu kita ikhtiarkan. Khusnul
khotimah, akhir terindah dimana Allah memanggil kita penuh keridhoan untuk kembali
pada-Nya, menyelesaikan batas edar kita di dunia yang fana ini. Maka teruslah
memperbaiki diri, persiapkan bekal agar pertemuan kita dengan Allah menjadi
pertemuan yang membahagiakan.
MOVE ON dengan 4
ON di tahun 2013
Kita perlu
vision-action-passion-collaboration.
Vision menyangkut impian-impian di masa
depan. Pilih keinginan yang benar-benar diinginkan, tentunya berorientasi
akhirat dan dunia. Kita perlu memikirkannya karena pikiran akan mempengaruhi
kinerja hormon-hormon di dalam tubuh. Maka
butuh visi yang jelas dan spesifik.
Action setiap harinya kita dihadapkan
pada beragam pilihan, maka perlu selektif memilah agar kita sebisa mungkin
mengerjakan yang wajib dan sunnah, boleh lah sekali-kali mengambil pilihan yang
mubah tapi tinggalkanlah pilihan yang haram. Wajib-sunnah-mubah-haram ini
dikaitkan dengan kejelasan visi yang kita miliki di point yang sebelumnya. Sehingga
setiap hal yang kita kerjakan dan kita pilih berada dalam 1 trayek yang sama
untuk mewujudkan visi hidup yang berorientasi akhirat-dunia. Pasti dalam
menjalaninya akan ada beragam ujian. Ini suatu keniscayaan bahwa setiap diri
kita akan diuji yang akan berbuah rahmat
ataukah adzab (tadabbur QS Al-Ankabut : 21) yakini bahwa orang-orang hebat tak terlahir
tanpa melewati banyak ujian, mereka melalui beragam proses penempaan diri yang
tak sebentar.
Milikilah “jam
terbang” yang cukup untuk bisa menjadi seseorang yang ahli di bidangnya. Ini berkaitan
erat dengan upaya untuk terus meng-upgrade kapasitas diri. Hidup adalah
pilihan, mau memilih menjadi kerang rebus yang harganya puluhan ribu ataukah
menjadi kerang mutiara yang nilainya bisa berlipat ganda ratusan juta..? bisa
dipastikan setiap dari kita memilih untuk menjadi kerang mutiara, maka ada
konsekuensinya, yaitu kita harus tahan cobaan, pantang mundur menghadapi
tantangan dan dinamika kehidupan.
Passion menjadi bukti kita bersyukur
pada Allah. Bukti syukurnya melalui prestasi dan karya. Apa parameter sesuatu
itu menjadi passion kita?
1.
Enjoy, ketika kita bisa menikmati suatu pilihan (misal
pekerjaan) dalam kondisi apapun (suka, duka) kita tetap survive dan memberikan
performa terbaik. Sungguh sangat tidak mengenakkan ketika kita terpaksa
melakukan suatu pekerjaan dalam kondisi di bawah tekanan. Batin kita pasti
tersiksa..
2.
Bertumbuh & meningkat, yaitu ketika pilihan
itu membuat kita terus berkembang, senantiasa tumbuh tidak stagnan.
3.
Mendapat penghargaan, bisa berupa gaji, honor,
reward dan hal lain yang membuat hati kita senang dan puas menjalaninya.
Collaboration kita perlu bekerja sama,
maka jangan sungkan berguru pada orang lain, pada anak kecil sekalipun. Karena sumber
ilmu bisa berasal dari mana saja. Ilmu akan datang pada orang yang rendah hati
maka posisikan diri kita sebagai gelas kosong dengan tutup terbuka yang siap
diisi sebanyak mungkin ilmu baru (namun tetap sertakan filter yang sejalan
dengan vision kita yaa). Aktiflah dalam komunitas positif, komunitas yang
membuat kita bisa produktif dan kontributif. Selain itu jangan lupa untuk berbagi dengan
orang lain atas kelebihan yang Allah karuniakan, bisa berupa kelebihan harta
ataupun kelebihan ilmu. Bukankah sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk sesamanya?
So, mari bersemangat
menjemput masa depan yang lebih baik, tak ada yang salah, rencana Allah selalu
yang terindah. Tinggal bagaimana kita memaknai setiap proses dalam penjemputan
takdir terbaik itu.. ^^
Pusdai
Bandung,
31 Desember 2012