Kamis, 30 Agustus 2012

artikel by request

Bismillaah..
Sahabat muslim muslimah yang berbahagia, terkhusus yang baru masuk prodi kimia maupun yang sudah tingkat 4 hehe..

Sengaja nih, pada kesempatan ini kita akan bahas satu tema yang cukup menarik dan tentu saja, pastinya, insyaAllah setiap dari kita perlu mempersiapkannya, apa itu?? Pernikahan ^^

Oke, langsung aja yaa, berbicara mengenai pernikahan tentu butuh yang namanya kesiapan dan persiapan yang matang dan bukan tergesa-gesa, beda lho ya menyegerakan dengan tergesa-gesa. Seseorang yang telah berumah tangga maka dirinya berarti telah menyempurnakan setengah agama, lalu untuk menjaga yang setengahnya lagi maka dilakukan dengan terus memperbaiki diri dan beramal shalih..

Persiapan nikah meliputi beberapa hal, di antaranya:
Persiapan fikriyah : ini menyangkut konsep rumah tangga seperti apa yang akan kita bangun, buku-buku apa saja yang sudah kita baca menyangkut kewajiban-hak suami istri, tata cara meminang, cara mengurus rumah tangga, merawat anak daan sebagainya.. banyak juga yaa..  ^^

Persiapan fisik :
 ini lebih menyangkut pada persiapan jasmani kita, terutama alat reproduksi kita pastikan dalam kondisi yang baik dan sehat, bisa dengan check up kesehatan juga dengan olahraga teratur serta mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang. Nantinya setelah menikah tentu ada peran yang bertambah. Bagi seorang suami misalnya mempunyai tanggungan mencari nafkah untuk istri dan buah hati. Bagi istri pun juga harus mulai berlatih serba bisa (masak, ngurus rumah, ngerawat anak dll) dan kesemuanya itu butuh kondisi fisik yang prima

Persiapan maliyah (keuangan)
: terkait bagaimana memastikan seorang calon suami punya kemampuan untuk menghidupi istri dan anak karena bagaimanapun setelah menikah seorang suami tidak lagi bergantung pada pemberian orang tuanya. Lalu bagi istri perlu kemampuan mengelola ekonomi keuangan keluarga, tidak harus melimpah yang penting penghasilan suami kita cukup dan berkah.

Persiapan keluarga :
pada point ini kadang sering diabaikan padahal jika kita tinjau lebih jauh pernikahan bukanlah sekedar mempersatukan 2 insan namun juga mempertemukan 2 keluarga besar yang tentu saja punya beragam karakter yang tidak sama. Maka di sinilah diperlukan pengondisian agar semua anggota keluarga (baik pihak laki-laki maupun pihak perempuan) sama-sama siap menerima orang-orang baru sebagai bagian dari keluarganya. Apalagi nih yang beda pulau dan beda suku maka pengondisiannya tentunya harus lebih diperhatikan lagi.


Selain persiapan-persiapan itu, juga perlu diperhatikan bahwa ketika sudah menikah maka pasangan suami-istri itu sudah dilihat oleh masyarakat sebagai sebuah keluarga baru yang punya kewajiban dan hak bermasyarakat. Misalnya saja ada kewajiban ronda bagi suami, ataupun acara arisan rutin serta posyandu bagi para istri. Kesemua peran baru ini perlu dipersiapkan agar nantinya tidak kaget.


Dalam sebuah biduk rumah tangga diperlukan 2 hal, yaitu sikap sabar dan syukur. Sabar menerima kekurangan pasangan dan bersyukur atas setiap karunia dan pertolongan yang Allah hadirkan. Apalagi menyangkut pemenuhan kebutuhan, seorang istri tentunya harus bersikap qonaah (merasa cukup dan ikhlas) atas pemberian suaminya. Ketika rejeki itu berlimpah maka bersyukurlah namun tatkala kurang perkuatlah kesabaranmu.


Sebelum berlanjut lebih jauh akan sangat baik jika kita memperbaiki kualitas diri sebelum berharap mendapat pendamping seorang istri berjiwa bidadari yang shalihah ataupun ingin bersuamikan seorang  laki-laki shalih yang hafal Qur’an. Kualitas iman pada diri sendiri merupakan gambaran pasangan yang kelak akan diperoleh. Hal ini merupakan keniscayaan karena Allah telah berfirman dalam QS. An-Nur : 24

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula)..”

Meskipun seperti itu jangan takut untuk menikah gara-gara kualitas diri belum 100 % shalih/shalihah. Karena menuju baik itu perlu proses yang panjang bukan proses sebentar atau sim salabim hehehe..

Mmm, itu dulu yaa pembahasannya, sebenarnya masih buanyaak banget, insyaAllah kapan-kapan kita sambung lagi deh yaa..
Yuuk, semangat memperbaiki diri untuk menjemput jodoh terbaik dari Allah agar tercapai pernikahan yang sakinah-mawaddah-rahmah dengan proses yang penuh keberkahan tanpa pacaran sebelum undangan disebar dan akad terucap ..