Jumat, 03 Februari 2012

itulah pilihan, tentukan pilihanmu

"Apapun  kenikmatan yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
(QS As-Syura' :36)


"wangi" dan nuansa lembut berdekatan dengan Al-Qur'an adalah pilihan.

Ketika kita berniat, sepenuhnya mengkhususkan sebagian waktu yang Allah berikan untuk menghafal (itu adalah pilihan  yang baik) maka tentunya menjadi wajar jika cobaan-cobaan itu datang untuk menguji seberapa kuat tekad kita, seberapa lurus niat kita mendekat pada-Nya.

Hakikat dari proses menghafal adalah taqarrub, lebih mendekat pada Sang Pencipta, mengejar pahala terbaik, pahala yang kekal di sisi-Nya.

Berharap kan peroleh keberkahan, syafaat, sakinah dan limpahan kebaikan-kebaikan lainnya.


menarik yaa?

tentu, syaratnya ada 2.

pertama, YAKIN

kita sepenuhnya percaya, mengimani keseluruhan ayat Al-Qur'an secara utuh.
Mau menghafal surat bertipe An-Naba' ataupun Al-Baqarah semuanya bisa dihafalkan, bisa dipahami, bisa dimengerti, bisa ditadabburi.

kalau masih belum yakin ?
berarti syarat pertama belum terpenuhi, belum lolos.

Coba periksa di QS Al-Qamar,
sangat jelas dan nyata adanya jaminan kemudahan itu..
bahkan Allah telah menyatakan, Allah menjamin dan menegaskan sampai 4 kali dengan ayat yang berbeda Al-Quran bisa dihafal. Janji Allah pasti adanya karena Allah sebaik-baik Pemberi Karunia, yang tak kan pernah mengingkari janji.

so, yakinlah kemudahan itu pasti, yang berbeda hanyalah pada tingkat kesulitan di setiap surat, berbeda karakternya, menuntut sesuatu yang prima.

Seringkali ketika ada perbedaan kondisi hati dan ruhiyah maka berdampak langsung pada ikatan bathin terhadap setiap ayat yang coba kita resapi, coba kita tautkan di qalbu


syarat yang kedua adalah TAWAKAL, syarat ini harus kita letakkan di depan, bukan hanya di akhir ikhtiar.
Tawakal berarti sepenuhnya mewakilkan pada Allah, kita seratus persen yakin, kita berhusnudzan, kita punya positive feeling yang kuat adanya peluang besar kita bisa menghafal keseluruhan ayat, dengan tipe apapun, entah ayat yang panjang, sedang atau pendek sekalipun. Dan kita maknai setiap proses yang terjadi.

Bertambahnya jumlah hafalan hendaknya diiringi dengan peningkatan keimanan.

selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu diingat baik-baik..
Jangan sampai kita menjadikan usaha keras kita dalam menghafal sebagai standar ikhtiar hingga kita dengan enteng dan pedenya merasa berhak mempunyai sekian juz hafalan.

karena sesungguhnya hafalan itu berlaku seumpama rizki
tidak setiap orang dikaruniai kemampuan dan kesempatan menghafal yang sama banyaknya, sama mudahnya.

Hakikat rizki bagi setiap makhluk, ada yang kebagian sedikit, ada yang punya jatah lebih banyak, namun tetap saja rizki itu harus dijemput, perlu diikhtiarkan  :)

Bisa jadi seseorang yang sudah berusaha semaksimal yang ia bisa, ternyata hanya diberi jatah bisa menghafal 5 juz, 10 juz dst..

namun, yakinlah keseluruhan proses menghafal pasti menguntai sejuta keberkahan, setiap lika-likunya mempunyai makna tersendiri untuk menyehatkan ruhiyah, pasti ada banyak pertolongan menyertainya.

Bagi para penghafal tidak ada istilah besar kecilnya dosa, setiap dosa yang entah itu disengaja, disadari atau tidak, PASTI akan SANGAT MEMPENGARUHI keberjalanan proses menghafal.
Dosa yang terus menerus diulangi hingga berlipat-lipat tentu akan sangat berpeluang menghambat kelancaran proses menghafal.

Lagi-lagi ini nyambung ke hati..
hati hanya akan terisi oleh 1 hal dari 2 jenis yang berlawanan, yang tak bisa dipaksa ada bersama-sama (?)

2 hal itu adalah
an-nuur = cahaya (bermakna tunggal)
ataukah
adz-dzulumaat = kegelapan, kedzaliman (bermakna jamak)

yang namanya cahaya, kebaikan, hal positif tak kan bisa bersatu dengan kegelapan, kalaupun bisa itu maksa.!

Begitupula hati kita, ketika kita memaksakan cahaya Al-Quran masuk dan segera memenuhi setiap relung hati yang ternoda, maka perlu usaha lebih untuk membersihkan dan memastikan hati itu 'siap' sudah sehat dan bening sesuai kondisi ideal.


Beberapa sifat yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kebaikan yang kekal:
-menjauhi dosa-dosa besar & perbuatan keji
-apabila marah segera memberi/meminta maaf
-bersegera memenuhi panggilan shalat dalam keadaan yang bukan darurat.

niat yang baik, salah satunya, menghafal Al-Quran perlu disertai dengan Ruhul Istijabah yang kokoh, maka bentuklah komunitas untuk menjagamu, agar semangat itu tetap menyala.
tetap terjaga.
meskipun beragam ujian menyapa

karena berbagai pertolongan itu akan datang
bahkan ketika kita sudah merasa sangat kepayahan.
di saat kita lelah, jenuh, ada di batas maksimal ikhtiar terbaik kita.
yaa, itu adalah pilihan setiap orang.

menjadi baik itu pilihan,

tapi mengusahakan yang terbaik dalam setiap keadaan adalah keharusan.


HAMASAH...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah berkunjung :)
silakan berbagi kesan, pesan & inspirasi Anda