Kamis, 19 April 2012

bukan kesia-siaan, insyaAllah ^^

Notulensi Taujih Tahfizh Akhwat, Jumat 30 Maret 2012


Pembahasan ini berkaitan dengan taujih di bulan sebelumnya http://inspirewulandari.blogspot.com/2012/02/tak-rela-menundanyaa-lagi.html
 
Bismillaah,..

Sebelum memulai pembahasan ini, mari kita simak sejenak QS Al-Waqi'ah ayat 77-78

dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia..
dalam kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz)

Ketahuilah sahabat,
Al-Qur'an adalah kitab yang teramat mulia, mempelajarinya, mengajarkannya dan membersamainya tentulah amalan yang mulia. sepakat?  :)

Al-Qur'an bisa meninggikan atau merendahkan suatu kaum terhadap kaum yang lainnya, ini terkait dengan intensitas dan usaha untuk membersamai Al-Qur'an dalam setiap aktivitas kita. 

Pernahkah kita tertarik untuk belajar Al-Qur'an? apapun bentuk ketertarikannya.. boleh berupa minat untuk bisa membacanya dengan tajwid yang tepat sesuai dengan ilmu tahsin, mengajarkannya ataukah menghafalkannya?

hmm, pasti.. seringkali ketika ditanyakan ke hati yang terdalam keinginan itu ada, coba sekarang ditanya ke hatinya masing-masing..!!
bener kaan..?
Alhamdulillaah, bersyukurlah kawan karena itu adalah modal awal yang sangat berharga untuk bisa terus istiqamah membersamai Kitabullah ini.

Syaithan sangat berperan untuk menggoda manusia agar jauh dari Al-Qur'an. Makanya untuk urusan bersama Al-Qur'an Allah mengingatkan hamba-Nya agar bersegera memohon pertolongan pada-Nya dari godaan dan tipu muslihat syaithan. 

Aktivitas bersama Al-Qur'an adalah proses yang mulia, pasti akan ada banyak kemudahan yang menyertai. Ini adalah keniscayaan.

Lalu bagaimana ketika dalam keberjalanannya, tatkala melewati satu per satu prosesnya kita merasa sulit, kita merasa berat dan kita merasa kesusahan untuk menghafal..??
oh, jangan khawatir, itu tandanya kita sedang menjalani proses 'pembersihan diri' agar hati kita siap dan kokoh untuk terus berinteraksi dengan Kalamullah.

"Pegang erat-erat Al-Qur'an ini karena ia amat mudah lepas melebihi mudah lepasnya seekor unta yang tidak diikat tali "

sifat hafalan Al-Qur'an : cepat hilang jika tidak dijaga dengan baik.

Coba bayangkan jika surat cinta Allah yang teramat indah ini bersifat sama seperti novel, komik, tetralogi, atau buku bacaan sejenisnya yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk.. maka menjadi kecil "peluang" untuk terus mendekat pada Allah (taqarrub ilallaah) melalui aktivitas bersama Al-Qur'an.

Kesungguhan dan kerja keras kita dalam proses menghafal ini memiliki 2 dimensi, kualitatif dan
kuantitatif.

Dimensi kualitatif berarti proses tahfizh dilihat dari sisi mujahadahnya (kesungguhannya), bagaimana aktivitas menghafal itu benar-benar diagendakan dalam setiap keadaan, entah itu saat sibuk, saat sakit, bahkan saat ujian kita tetap mengalokasikan waktu untuk menjaga kontinuitas dan konsistensinya. Berat yaa? kalau ringan tentulah akan sangat mudah bagi kita untuk menjumpai kumpulan pemuda-pemudi yang sudah hafal Qur'an  :)

Lalu dimensi kuantitatif bermakna target dan pencapaian hafalan kita terkuantifikasi dan terevaluasi dengan sistem yang baik dan jelas,
idealnya kita mempunyai target hafalan (minimal untuk 1 bulan ke depan) dan kita benar-benar upayakan targetan itu tercapai melebihi standar awal yang kita tetapkan. Jika di akhir bulan ternyata saat evalusi targetan hafalan untuk 1 bulan tersebut belum tercapai lakukan muaqabah (sebagai bentuk sanksi atas kelalaian diri agar perencanaan ke depan lebih matang lagi) 


Proses menghafal bukanlah proses yang sebentar, bukan proses yang mulus tanpa godaan-godaan.
Maka kedatangan kita di setiap pertemuan hendaknya benar-benar diperjuangkan, karena output tahfizh tidak hanya dilihat dari bertambahnya jumlah hafalan tapi lebih dilihat dari bagaimana antar jeda pertemuan itu (yang umumnya berjeda 1 pekan) kita bisa 'mencuri waktu' untuk mengejar ketertinggalan kita.. karena tak dapat dipungkiri pastinya aktivitas kita sudah setumpuk, agenda kuliah, agenda rapat dan aktivitas dakwah kita sudah berderet dalam setiap pekannya. Maka perlu yang namanya bagi fokus, fokus antara menambah (ziyadah), membaca (tilawah) ataukah mengulang-ulang hafalan (murajaah).

Salah satu tips yang bisa dicoba: ketika kita masih fresh dan semangat maka akan sangat bagus jika kondisi itu digunakan untuk ziyadah terlebih dulu sampai dirasa hafalan kita cukup bertambah, lalu ketika kita sudah kelelahan, sudah merasa jenuh dengan agenda seharian sebaiknya jeda waktu antar agenda kita gunakan untuk tilawah terlebih dahulu sebelum menambah hafalan.

Jangan terlalu khawatir ketika target hafalan belum tercapai asalkan kita tetap semangat ke depannya untuk bisa memberikan alokasi waktu yang cukup dan kita yakin serta mau mengikhtiarkannya. Biarkan Al-Qur'an men-sibghah (mewarnai) keseharian kita, menorehkan akhlakul karimah dalam setiap langkah kaki kita.

Ada beberapa fase yang wajib kita lewati dalam serangkaian proses menghafal, meliputi :

Fase ARIF = berkenalan dengan Al-Qur'an secara mendalam
fase ini masih rawan, maka perlu bagi kita untuk terus mencari tahu kalau perlu dihafal dalil-dalil entah berupa ayat ataupun hadits shahih yang memaparkan seputar keutamaan berinteraksi dengan Al-Qur'an agar semakin banyak info mengenai Al-Qur'an yang kita peroleh sehingga perkenalan kita dengannya menjadi perkenalan yang kuat, perkenalan yang menorehkan kesan mendalam hingga menghujam ke hati kita. |

Ketahuilah, proses perkenalan yang mendalam akan menumbuhkan rasa cinta. maka tak heran hadits-hadits nabi yang kalimatnya singkat-padat-jelas membutuhkan perenungan sejenak sebelum memahami maknanya.


Sebanyak apa ayat yang telah dihafal maka setinggi itu pula kedudukan (maqam) orang tersebut di sisi Allah. Nantinya ketika di syurga, para penghafal Al-Qur'an dipersilakan untuk memperdengarkan dan menikmati hafalannya.. Mau kaan?

Mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an bukanlah hal yang terpisah, karena kedua aktivitas itu merupakan 1 paket yang sama-sama membutuhkan modal yang mantap untuk penguatan di fase awal.
 
Bagaimana kita akan tertarik untuk mendekati Al-Qur'an jika informasi yang kita terima masih minim dan sangat terbatas, maka yuuk mari cari informasi sebanyak mungkin seputar petunjuk kehidupan ini agar kita tidak ragu atau malah ketinggalan (karena kelamaan mikir) nggak bersegera mempelajari Al-Qur'an...


Fase 'ATIF = melibatkan perasaan, emosi, hati
Ketika kita sudah punya ketertarikan atas suatu hal yang baik sebaiknya segera difollow up, jangan ditunda-tunda (konteksnya luas). Begitupula ketika kita sudah punya ketertarikan pada Al-Qur'an segeralah difollow up dengan membentuk halaqah-halaqah penghafal Qur'an, agar semangat itu senantiasa terjaga dan meningkat.

Orang beriman akan berkumpul bersama orang beriman. Penghafal Al-Qur'an idealnya juga bersama para penghafal Al-Qur'an..

Ini merupakan fase yang sangat membutuhkan tindak lanjut karena ketika sebuah ketertarikan terlambat difollow-up maka ketertarikan itu pasti menguap dan akan hilang dengan sendirinya.

misal: seseorang yang sudah tertarik untuk berIslam, kalau dirinya tidak segera mengikrarkan keIslamannya maka ketertarikan itu bisa hilang, hidayah yang semula sudah menghampiri jiwanya bisa melayang lagi entah kapan akan kembali datang. Kita bisa membandingkan kondisi Al-Walid dan Umar bin Khattab r.a tatkala tertarik untuk belajar dan masuk Islam, butuh konsep ACTION NOW OR NEVER, yaa, harus sekarang atau tidak akan pernah dilakukan sama sekali. 

Fase MUSHABBIR = menyabar-nyabarkan diri
Sabar, dalam proses menghafal kita juga dituntut untuk bisa bersabar atas setiap fenomena yang menghampiri diri, mungkin untuk surat-surat tertentu banyak di antara kita yang merasa kesulitan, butuh waktu yang lebih lama untuk menghafalkan surat At-Takwir, Al-Mutaffifin, Al-Jinn dan beberapa surat sejenisnya. Ya, itu wajar terjadi. Tapi saudaraku, yakinlah bahwa amal shalih akan sangat membantu proses keistiqamahan kita.. karena sejatinya pada saat beramal saat itulah kita sedang mengamalkan ayat-ayat yang kita pelajari sehingga semakin meningkat semangat kita untuk berfastabiqul khairat, insyaAllah ^^

Dalam fase ini upayakan kita punya amalan andalan sabagai bentuk penjagaan dan tameng ampuh atas rasa malas yang menghadang. Amalan andalan itu sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan diri, misalnya kita belum bisa QL setiap hari ya berarti mungkin bisa kita ikhtiarkan sholat Dhuha setiap hari tak terlewat ataupun menambah hafalan minimal 1 ayat per harinya. 

Masih semangat untuk mendirikan shalat wajib di awal waktu dan pada waktunya merupakan parameter kelancaran pada proses menghafal, di sini point pentingnya:

ketika kita sudah mengazzamkan diri untuk mengikuti program Tahfizhul Qur'an maka menjadi keharusan bagi kita untuk menjaga shalat wajib, bahkan dalam kondisi mushafir sekalipun. karena sekali lagi, butuh komitmen ekstra untuk terus membersamai Al-Qur'an.

gampangnya, ketika kita bisa bersabar dalam menjaga konsistensi dan meningkatkan amal shalih yang wajib maka menjadi mudah untuk bisa bersabar dalam menyelami ayat-ayat Al-Qur'an.


Fase MUJAHID = meninggalkan semuanya, kesungguhan yang teramat besar.
untuk fase ini ketika harus berpisah dari sesuatu yang paling disayangi (baca: keluarga, harta, kedudukan, pangkat dsb) gara-gara menghafal maka kita siap (ini hanya permisalan).
Intinya kita siap mengorbankan apapun untuk keberlanjutan hafalan kita.Kesungguhan yang teramat besar ini akan mengantarkan ke Fase MULTAKHIM (menyatu bersama Al-Qur'an)
Fase ini tidak instan (tidak bisa dicapai hanya dalam waktu 1 atau 2 bulan).

Ukuran bersama Al-Qur'an bukanlah 1 tahun, 10 tahun 20 tahun saja namun sepanjang hidup kita..
Agar benar-benar semakin yakin, ayat-ayat yang kita hafalkan menyatu dalam hati  dan tercermin pada amalan-amalan maka kita harus lebih sering mengakses info-info Qur'ani, pengetahuan (tsaqafah) dan taujih penguat ruhiyah untuk makin memantapkan tekad dalam membersamai Al-Qur'an.

Adanya hambatan eksternal yang beragam yang terus menggerus semangat kita dalam tahfizh ini takkan ada artinya jika kita punya ketahanan internal yang kuat, ketahanan internal tersebut ada dalam keimanan dan amal shalih..

Wallahu a'lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah berkunjung :)
silakan berbagi kesan, pesan & inspirasi Anda